Ketika ditanya apa yang saya rasakan hari ini,rasanya campur aduk.
Saya tidak tahu mengapa, rasanya buruk. Meski awal pagi ini cukup bahagia setelah mengobrol dengan seorang teman *obrolan yang didominasi oleh saya*, membaca bukunya yang menyenangkan, tapi tidak cukup untuk membuat saya merasa lega. Otak ini entah memikirkan apa, hingga membuat badan ini lelah, dada ini sesak. Terpikirkan mungkin saya menjauh dari-Nya akhir-akhir ini. Saya merasakan jiwa saya mulai tak peka, hampa. Saya merasa demikian kotor, apakah terlalu banyak maksiat yang mengotori hati ini hingga hampa yang dirasa?
Saya capek.
Suatu keluhan yang menyebalkan. Tapi entah mengapa merangkum semua letih jiwa ini.
Takut.
Ketakutan menguasai hingga airmata ini tiba-tiba mengalir begitu saja.
Terlalu banyak pikiran-pikiran ,termasuk pendapat orang lain yang memenuhi zona berpikir di otak saya. Hingga meski bertanya pun tak bisa dapatkan jawaban. Saya mulai berharap bisa melihat dan mendengar apa yang orang lain pikirkan tentang saya, seakan melihat bagaimana cara saya menatap,bagaimana saya melihat punggung saya sendiri tanpa bantuan apapun.
Ramadhan kian dekat…
Zona perbaikan diri..
Akankah saya dipertemukan lagi dengannya.
Pertemuan yg tak saya harapkan perpisahannya.
Kegelisahan ini bisa jadi disebabkan juga olehnya.
Ketika tahun lalu saya merasa lebih tenang, lebih bisa menikmati dan merasakan Ramadhan bukan dengan sambil lalu. Tapi saya dibuat terhenyak ketika bulan-bulan yang saya hadapi setelahnya ternyata amburadul.
Ah,bukankah 11 bulan setelah Ramadhan adalah cerminan kualitas Ramadhan kita sebelumnya?
Ya Allah ijinkan saya menghadapi Ramadhan ini dengan hati lebih tenang..
Ijinkan hambaMu ini menjadikan Ramadhan ini jauh lebih baik daripada Ramadhan-Ramadhan sebelumnya.